Video Dokumentasi
Music by Nico Staff - Sunny Travel LiQWYD - We Got Something
Gunung Rinjani. Pendakian kali ini direncanakan dari jauh hari dengan sangat matang. Kebetulan ada seorang teman yang sepertinya udah akrab dengan dokumen keuangan. Apalagi momennya pas dengan hari kemerdekaan. So, kita bakal spill dikit rincian dana yang dibutuhkan agar Anda bisa menikmati pemandangan puncak Rinjani. Sedikit catatan yah guys, kami memulai perjalanan dari Badung, Bali. Kami berangkat berdelapan, mungkin apa yang saya paparkan di sini agak sedikit berbeda jika Anda berangkat dari Jawa.
OK, langsung aja! Perincian dana per orang 1. Tes Antigen : Rp. 160.000,- 2. Tiket Kapal: Rp. 300.000,- x 4 motor = Rp. 1.200.000,- (per orang Rp. 150.000,-) 3. Bensin: Rp. 50.000,- x 4 motor = Rp. 200.000,- (per orang Rp. 25.000,-) 4. Makan: Rp. 200.000,- 5. E-tiket: Rp. 30.000,- 6. Cek kesehatan: Rp. 10.000,- 7. Biaya porter: Rp. 750.000,-
Total: 160.000 + 150.000 + 25.000 + 200.000 + 30.000 + 10.000 + 750.000 = Rp. 1.325.000,-
Untuk estimasi waktu: 1. Badung - pelabuhan Padang Bai: 3 jam motoran 2. Pelabuhan Padang Bai - pelabuhan Lembar: 5 jam 3. Pelabuhan Lembar - Basecamp Sembalun: 3 jam motoran 4. Basecamp Sembalun - Pintu Rimba: 25 menit pickup 5. Pintu Rimba - pos 1: 1,5 jam 6. Pos 1 - pos 2: 1 jam 7. Pos 2 - pos 3: 2 jam 8. Pos 3 - pos 4: 1 jam 9. Pos 4 - Pelawangan: 2,5 jam 10. Pelawangan - puncak Rinjani: 5 jam 11. Pelawangan - Danau Segara Anak: 3 jam 12. Danau Segara Anak - basecamp Torean: 10 jam
Dari rincian di atas, Anda sudah bisa membuat rencana perjalanan sendiri. Anda mungkin bertanya: apa bisa ke Rinjani tanpa porter? Sebelum saya menjawab itu, saya akan jelaskan satu hal. Anda harus tau bahwa Sembalun khususnya gunung Rinjani adalah wilayah yang sangat gersang dan susah air. Tugas porter di sini, adalah selain mengangkut barang-barang Anda, juga bertugas untuk mencarikan Anda air di jalur-jalur tertentu. Jika Anda pendaki handal, mungkin akan berpikir untuk bawa rombongan yang masing-masing bawa liter air. Yah itu ide yang bagus. Tapi untuk para pendaki awam yang memang tujuannya hanya penikmat, tidak akan se-bahagia yang handal kan?! Jadi jawabannya yah tentu saja bisa ke Rinjani tanpa porter.
Hal lain yang perlu Anda ketahui adalah, pertimbangan pihak TNGR untuk mempersingkat waktu pendakian menjadi 3 hari 2 malam. Ini dilakukan untuk meminimalisir masalah kesulitan air dan masalah pendakian seperti kecelakan. Perlu Anda ketahui juga bahwa di dusun Lendang Luar, tempat porter kami tinggal, 60% penduduknya bergantung pada gunung, baik itu jadi porter/guide atau berkebun. Jadi anggap saja uang porter yang Anda bayar itu adalah sedekah untuk membantu ekonomi mereka.
Tentang Sembalun dan Rinjani
Sembalun merupakan sambung kata dari kalimat Sembah Ulun. Nama itu pertama kali dibawa oleh para penganut agama Budha ke pulau Lombok ini. Tiap pos yang Anda lewati pun punya nama masing-masing. Pos 1 yaitu Pemantoan yang artinya penontonan, tempat orang nonton main gasing. Pos 2 Tengengean, tempat buang upil. Logikanya orang kalau lagi capek bawaannya merenung sambil korek upil. Pos 3 Padabalong, artinya teman-teman sudah pada kehabisan tenaga. Iya sih, pas nyampe di sini tuh rasa mau tidur! Pos 4 Cemara Siu, hutan cemara, sebelum bukit Penyesalan. Mau lanjut udah capek, mau turun kembali juga percuma, nyesel aja jadinya. Pos 5 Pelawangan, artinya pintu. Bisa berarti pintu untuk ke segala arah, mau ke puncak atau ke danau, atau kembali ke Sembalun. Dan yang terakhir Segara Anak, segara itu artinya laut, berarti anaknya laut, atau lautan kecil, karena saking dalamnya danau itu.
- Ahmed Sholeh
Comments