Ahmed

Writer, Traveller, and Videographer

Pura Lempuyang, Cahaya Para Dewa

Diterbitkan tanggal

Pura Lempuyang. May I laugh a bit at this one? Hahaha... Because I think you've seen this kind of photo somewhere. Pretty cool, eh?! Bagian dari pura Lempuyang yang ada di foto diatas biasa disebut gerbang surga atau Heaven Gates. Dan jujur saja, tampilan aslinya tidak seindah foto diatas. Tampilan air bak cermin yang ada di depan objek, sebenarnya adalah trik fotografi, dan orang-orang yang ditugaskan untuk mengambil foto para turislah yang melakukan trik menakjubkan ini. Dan harus kuakui hasilnya luar biasa, ditambah penampakan gunung Agung dari kejauhan membuatnya sangat indah.

Pura Lempuyang

Sejarah Pura Lempuyang

Sejarah pura Lempuyang awalnya diketahui pada abad ke-11, pada masa pemerintahan raja Udayana. Konon, nama pura Lempuyang diambil dari nama salah satu gunung di Bali, yaitu gunung Lempuhyang, tempat di mana raja Jayasakti sering bermeditasi. Raja Jayasakti diperintahkan oleh ayahnya, Sang Hyang Guru, untuk ke Bali dan membangun pura sebagai tempat yang aman untuk menyembah para dewa. Para pemandu wisata di lokasi ini juga memberitahu saya kalau Lempuyang itu terdiri dari dua kata. Yaitu "Lempu" yang berarti lampu, dan "yang" berarti Tuhan atau dewa. Maka pura Lempuyang bisa berarti cahaya dari para dewa atau cahaya para dewa.

Trip to Lempuyang Temple

Pura Lempuyang terletak di desa Tirta, kecamatan Abang, kabupaten Karangasem, di atas bukit Bisbis lebih tepatnya. Jaraknya dari kota Denpasar, kurang lebih 70km, dan waktu tempuh 1 jam 30 menit kalau naik sepeda motor. Kondisi jalanan untuk ke lokasi sudah mulus, hanya dua hal yang kadang menghambat, yaitu kemacetan, dan tanjakan curam, terlebih lagi di desa terdekat jika sudah dekat dengan lokasi. Biaya minimal kalau menurut perkiraan saya adalah Rp. 150rb,-. Itu udah mancakup isi bensin Rp. 60rb untuk dua kali mengisi, makan secukupnya yah paling Rp. 30rb. Saran aja sih, bawa bekal sendiri, di sini makanan mahal soalnya hihihi... Parkiran Rp. 5rb, donasi untuk tiket masuk katanya seikhlasnya, yah Rp. 5rb cukuplah. Untuk sewa sarung Rp. 10rb/sarung, nah ini saran juga silahkan bawa sarung sendiri, biar gak nyewa sarung lagi.

Pura Lempuyang

Bonus dua ughtea tjakep di sebelah kiri!

Gambar diatas menunjukkan bagian teras Jaba Tengah (middle sanctum) dengan tiga tangga untuk menuju Jeroan (inner main sanctum), area paling disakralkan di lokasi ini. Tapi waktu kami ke sana, kami tidak diperbolehkan untuk melewati tiga gerbang di atas itu dan memasukinya, jadi kami tidak tau apa isinya. Kecuali Anda ingin beribadah, yang tentu saja Anda harus memakai busana ibadah. Di Jaba Tengah ini jugalah ada Heaven Gates, tempat orang berfoto dengan background gunung Agung dan objek seperti pantulan air jernih itu, cukup sampaikan ke pemandu wisata di lokasi, maka Anda akan diberikan nomor antrian untuk berfoto. Oh iya, saran lagi nih, kalau mau berfoto di sini, datanglah pagi-pagi sekali. Kami saja datang jam 10 pagi, sudah nomor ke 300 sekian, jadi antriannya panjaaaang banget!

Kompleks pura Lempuyang ini sangat luas, masih ada pura-pura kecil lainnya di atas gunung yang tentu saja sangat menguras tenaga untuk menggapainya. Tingkat kemiringan jalanan di bukit ini sudah lebih 45 derajat, pun motor Anda tidak diperbolehkan melewati area parkir. Kecuali Anda mau menyewa ojek seharga Rp. 20rb sekali nanjak. Tapi waktu itu kami memilih mendaki sejauh 3km, kami sempat berpapasan dengan beberapa remaja asal Singaraja yang ingin ibadah. Aku tanya, "mas apa gak capek mendaki? Kan bisa naik ojek!" Dia menjawab: "yah kalau aku ngeluh capek, berarti aku gak ikhlas dong mas! Ibadah harus ikhlas, sesulit apapun itu". Nice!

Pura Lempuyang

Di atas perbukitan ini, cukup rimbun dengan pemandangan yang spektakuler. Ditemani monyet-monyet gunung yang berkeliaran di sekitar pura. Selain akses jalan beraspal, untuk menuju ke pura-pura yang lebih di atas lagi, jalanannya berupa tangga, ada juga yang masih jalur tanah, belum terlalu terawat, dan dari tampilannya sepertinya memang orang-orang kurang berminat untuk mendaki ke sini. Ditambah waktu tempuh yang tidak sempat, jadi kami memutuskan untuk turun kembali ke area parkiran.

Comments