Denpasar, 10 Desember 2020
Symphony Sumbing. Dimasa Pandemi seperti ini sebenarnya sempat mikir lima kali buat bepergian jauh. Cuma sayang aja sih ngambil cuti banyak tapi gak ngapa-ngapain di kosan. Masa iya cuti cuma buat rebahan doang?! Aku yang sekarang sudah rada kurang bersemangat buat ngetrip, beda pada saat awal kerja di Bali. Tapi yah, kebebasan adalah kebutuhan dasar manusia, meskipun gak terdaftar dalam list sembako atau BLT, pokoknya kebebasan itu wajib. Dan jadilah saya eksplore jawa Tengah.
Tujuan Utama: Gunung Sumbing
Sempat terbersit cita-cita untuk menaklukkan tiga S Jawa: Sindoro, Sumbing, Semeru. Hanya saja waktu cuti yang tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu. Jadi bucket listnya disederhanakan menjadi beberapa destinasi saja, cuma sekitaran Magelang Temanggung saja. Tapi masih sempat menikmati wisata lain sih selama perjalanan, misalnya perkemahan air terjun Dlundung di Mojokerto dan curug Titang di Temanggung. Tapi yah emang sejak lama pengen banget mendaki gunung Sumbing.
Biaya Total 1. Simaksi Kaliangkrik Rp. 10.000,- 2. Sewa ojek Rp. 20.000,- 3. Bensin Rp. 600.000,- 4. Dana tak terduga Rp. 100.000,- 5. Intinya sih modal nekat, total Rp. 1.500.000,-
Basecamp Kaliangkrik
Kalau menurut google maps, dari Denpasar ke Kaliangkrik cuma 16 jam. Itu perhitungan kalau mengesampingkan waktu istirahat. Faktanya, saya butuh dua hari untuk bisa sampai ke sana dengan motoran. Untung saja ada beberapa keluarga yang memberikan saya izin untuk menginap di rumah mereka, jadi biaya bisa sedikit diminimalisir. Untuk basecamp Kaliangkrik sendiri, butuh sekitar sejam perjalanan dari pusat kota Temanggung.
Jujur saja, Sumbing adalah gunung pertama di Jawa yang saya daki. Saya memberanikan diri ke basecamp seorang diri, sampai di basecamp saya ditawari untuk gabung dengan kelompok dari Surabaya. Jadilah kami berlima mendaki. Dan pengurus basecamp ini benar-benar memperhatikan soal kebersihan pendakian, tiap logistik yang hendak dibawa mendaki, dicek dan dihitung dulu, biar sampah yang turun juga sama dengan yang dibawa naik.
Para pendaki boleh jalan kaki hingga ke pos 1, atau menyewa jasa ojek yang akan menghantarkan Anda hingga ke pos 1. Nyewa ojek sama dengan mengurangi durasi pendakian selama sejam, lagian harganya cukup terjangkau kok. Dan lagi sensasinya mendaki dengan ojek, ah mantap! :D Pokoknya wajib coba dah!
Gunung Sumbing sendiri, menurut legenda adalah keadaan seorang anak yang sumbing bibirnya karena dihajar oleh ayahnya. Mantep juga yah, suatu peristiwa bisa dikenang jadi nama gunung hanya karena seseorang kehilangan kesabaran. Kedengaran aneh memang, bertolak belakang dengan keindahan gunung Sumbing yang bikin saya belum bisa move on sampai sekarang.
- Ahmed Sholeh
Comments