Ahmed

Writer, Traveller, and Videographer

Makan Sepuasnya, Bayar Semampunya

Diterbitkan tanggal

Makan Sepuasnya, Bayar Semampunya. Hal pertama yang terbersit dipikiran ketika mendengar kata "kondangan" adalah makan-makan. Hahaha... Mumpung gratis, maklum belum punya kerjaan tetap. Dan dalam acara kondangan saya jadi tahu jenis makanan apa saja yang dihidangkan, rasa, aroma, dan pelayanan serta harga catering yang dipilih oleh yang punya acara. Saya juga jadi tahu mana tamu yang "terhormat" mana yang "rendahan". Ini bukan menyangkut pangkat atau status sosial nah! Tapi dari cara mereka memilih makanan dan menghabiskannya. Ok keep reading guys.

makan sepuasnya, bayar semampunya

Hargai Makananmu

Karena makanannya gratis, Anda jadi bisa makan sepuasnya. Tapi ada satu hal yang selama ini saya pertanyakan: "kenapa sebagian tamu suka sekali kasih sisa makanan?" Coba Anda perhatikan, ambil makanan gak tanggung-tanggung, padahal tidak dihabiskan. Piringnya serta sisa makanan cuma diletakkan di bawah kursi, setelah itu pergi lagi ambil makanan lain, macam es buah dan makanan penutup lainnya. Huft... Saya yang melihatnya langsung geram. Bagaimana tidak, udah dikasih gratis malah dibuang sayang.

Posisikan diri Anda sebagai yang punya acara. Anda sudah menyusun acara ini dengan baik. Perencanaan yang matang, baik teknis maupun finansial. Coba pikir, berapa uang yang terbuang percuma karena tamu Anda yang sudah buang-buang makanan itu? Padahal, jika diakumulasi, sisa-sisa makanan itu mungkin bisa diberikan kepada anak-anak jalanan yang nongkrong di luar gedung atau yang lagi ngamen di lampu merah.

Kalau Anda punya kebiasaan menyisakan makanan, saya punya tips agar Anda bisa lebih bijak. Pertama, ambillah makanan sedikit dulu, setengah piringlah. Kedua, habiskan makanan tersebut sampai tak tersisa. Ketiga, baru deh Anda nombok lagi kalau masih mau. Dengan cara itu, saya yakin Anda kenyang dan hatipun puas. Dan juga tidak merepotkan tukang cuci piring dan petugas kebersihan karena membersihkan sisa makanan Anda.

Tidak cuma di pesta, bahkan di rumah sendiri coba dipraktikkan. Atau di suatu tempat yang lebih wah, restoran misalnya. Bayangkan Anda makan sepuasnya di suatu restoran hanya dengan harga Rp. 2.000,-. Tapi dengan syarat; habiskan semua makanan yang Anda pesan tanpa tersisa sedikit pun, sebutir nasipun. Dan Anda diwajibkan untuk mencuci piring Anda sendiri. Setelah itu Anda boleh melenggang pergi sejauh-jauhnya. Ketika pemilik restoran ditanya, kenapa punya aturan seperti itu? "Saya ingin mengajarkan orang-orang bagaimana cara menghargai makanan", jawabnya santai. "Anda boleh membuang makanan dalam sekejap, tapi butuh seumur hidup untuk menyadarkan Anda betapa sulitnya menghargai makanan" imbuhnya lagi.

Kembali lagi ke soal tamu terhormat dan rendahan. Yah, sudah bisa Anda simpulkan sendiri kan! Tamu rendahan seperti yang saya jelaskan diatas, tamu terhormat, sebaliknya. Bukan tentang status sosial, tapi tentang sikap Anda menghargai orang lain lewat makanan. Terutama para petani yang sudah menumbuhkan beras, dan teman Anda yang sudah mengundang Anda ke acaranya, kemudian menghidangkan makanan gratis untuk Anda.

Judul tulisan kali ini: "Makan Sepuasnya, Bayar Semampunya". Anda mungkin mengira saya mau buka restoran? Yah, insya Allah. Yang saya maksud dengan bayar semampunya adalah bayarlah dengan sikap baik Anda kepada tuan rumah, dan juga kepada-Nya sang pencipta makanan. Hal yang sederhana, tapi banyak dilupakan. Meskipun masalah sisa makanan bisa berdampak besar kalau Anda pikirkan sejenak. OK guys, ingat, hormati orang lain agar Anda juga dihormati.

makan sepuasnya, bayar semampunya

Sayangilah makanan, seperti kau menyayangi kekasihmu.

Comments