Ahmed

Writer, Traveller, and Videographer

Kesakralan dan Hutan Lebat Gunung Lesung

Diterbitkan tanggal

Denpasar, 29 Mei 2021

Pendakian ini berlangsung sebelum PPKM berlaku, saat jalanan masih ramai lancar dengan hiruk pikuk kota itu. Sudah menjadi kebiasaan warga lokal, utamanya beberapa wilayah, yang memang dianggap sakral, untuk mendirikan tempat ibadah di ketinggian. Gunung Lesung bukan pengecualian, meskipun gunung ini gak tinggi-tinggi banget, tapi untuk mencapai puncak tetap butuh usaha. Gunung ini lumayan sepi waktu saya mendaki ke puncaknya, mungkin itu juga udara di sini sangat sejuk, dan hutannya lebat karena kurang yang ke sini.

Gunung Lesung

Pura di ketinggian 1865 mdpl

Starting point gunung ini berada di desa Munduk, dengan ketinggian sekitar 1300an, berarti ada sekitar 500 meter lagi buat ke puncak. Tapi yah jangan salah, meskipun terbilang pendek, sulitnya akses jalan, dan lebatnya hutan jadi rintangan tersendiri. Masih jalan tanah dengan tanjakan yang lumayan curam, jadi pastikan kendaraan Anda cukup kuat untuk bisa sampai di starting point. Parkir gratis kok, waktu saya main ke sini.

Mungkin karena pengaruh iklim Bedugul dan sekitar yang selalu mendung, menyebabkan jalanan di sini selalu becek. Dan kabut yeng menutupi seolah wilayah ini selalu basah, bikin suasana gunung ini jadi makin kalem, serem, misterius, cocok banget buat motret suasana folk. Dibeberapa titik, tertutupi tanaman lebat, dan minim sinar matahari, ditambah banyak percabangan dan sedikitnya penunjuk jalan, tapi rutenya mudah didapat kok.

Gunung Lesung

Pura di ketinggian 1865 mdpl

Di puncak ada kawah tidak aktif selebar setengah gunung Agung, cuma karena lebatnya vegetasi, jadi akses buat ke sananya gak mungkin. Satu-satunya lubang yang bisa Anda datangi untuk melihat kondisi perut bumi dari gunung ini adalah goa Nagaloka. Kata warga lokal sih, goa ini gak berujung. Cuma belakangan ada beberapa pemanjat yang memasang tali untuk melihat kondisi di dalamnya. Jalur turun ke starting point searah dengan jalur ke goa Nagaloka, cuma belok dikit aja. Masih banyak yang belum saya jelajahi di hutan gunung ini.

- Ahmed Sholeh

Comments