Ahmed

Writer, Traveller, and Videographer

Biarkan Semangat Kami Tetap Hidup!

Diterbitkan tanggal

Pahamilah makna semangat kami, sebelum engkau beranjak dari duniamu ke dunia kami...

Mahasiswa Santun

Jutaan dari mereka tengah bersiap memasuki fase yang tidak lagi menggigit. Saat mereka riuh menanggalkan putih abu-abu, disaat itu mereka berpacu. Antusiasme beradu berebut kursi kenamaan nomor satu. Ini bukan presiden, tapi liku hidup penuh aksen. Bukan juga penguasa, tapi mahasiswa.

Dibalik gedung tinggi, seorang mahasiswa mencari identitas dan jati diri. Saat mahasiswa duduk diatas kursi, ternyata Ia harus meyakinkan sang guru melalui apdiksi. Pemberian bukti itu ternyata membuat mereka semakin antrofobi.

Mahasiswa santun dan berhati baik. Saat mereka rajin masuk kelas, berpakaian rapi, penuh perhatian, selalu membeli buku, nilainya bagus-bagus, cepat selesai, dan tidak ikut-ikut demonstrasi, mereka ibarat bunga yang tidak berduri. Namanya tertanam rapi, selalu menjadi bahan puji.

Lain dengan mereka yang penuh taji. Saat mereka tidak sepaham, bukan kejelasan yang mereka dapat, tapi mereka akan masuk dalam radar sinisme. Saat mereka tidak terima dengan ketidakadilan, bukan kebenaran yang mereka dapat, tapi mereka akan masuk dalam kerasnya intimidasi. Saat mereka telah berani teriak, bukan perubahan yang mereka dapat, tapi mereka akan ada dalam daftar hitam kegagalan nilai dan ancaman deportasi. Namanya terinjak sepi, selalu menjadi bahan caci.

Maha-guru menyakini sang mahasiswa santun penuh kecerahan masa depan. Katanya, mereka akan rengkuh harapan gemilang. Tidak seperti mahasiswa penuh liku, yang bercumbu dengan muslihat hidup penuh tipu.

.HikStarway.

Mahasiswa baru itu bawaannya semangat kuliah, bukan karena mau dibilang santun, cuma kebiasaan dulu masih dibawa, pengen berkontribusi lebih. Tapi kadang cahaya harapan yang cemerlang itu dihancurkan oleh dosen yang tidak tahu bersikap baik ke mereka. Sekarang yang tinggal hanyalah wajah suram, tak lagi kompetitif, melainkan kekuatan untuk melawan ketidakadilan. Dan dari perjuangan yang kian usang ini, satu hal yg kupelajari: "masalah pendidikan di negeriku hari ini adalah masalah mencari guru yang tepat untuk mengajari murid yang tepat dan dalam suasana yang tepat pula". Banyak sekali dosen bergelar profesor di kampus, kuliah tinggi-tinggi, tapi mereka tidak pernah diajari bagaimana itu empati, saling berbagi perasaan senasib, yang tidak sepantasnya mengais keuntungan dari hausnya rasa ingin tahu kami. Dan ketika harta satu-satunya kami, mulai kering dikeruk penuh ambisi, saat itulah perbuatan kami semakin menjadi, semakin ingin menunjukkan taji. Dan mereka mengatakan kami ini nakal dan sebagainya, dan lebih memilih anak yang lebih gampang disetir. Hmm... Miris betul perjuangan kakekmu dulu wahai mahasiswa masa kini (mungkin ini yang bisa kukatakan pada anak cucuku nanti) (sambil menghela napas panjang).

Sekali lagi, jangan bunuh semangat kami....

Ungraduate Successful Persons

semangat kami

Kebanyakan mereka yang sukses adalah mereka yang nakal sewaktu masih sekolah, sebagian dari mereka tidak pernah menyelesaikan sekolahnya.

Comments