Malino, 19 November 2016
Menyenangkan, satu kata untuk menggambarkan semua. Gimana tidak, rencana travelling bareng dari beberapa minggu lalu gak ada yang jadi karena kesibukan masing-masing. Kemarin baru sempat ngumpul bareng bertiga, Adeks, Wian dan saya. Rencananya sih mau ke lembah biru malino, tapi berhubung ditutup karena ada acara, makanya kita cari alternatif. Pilihan pun jatuh di Lembanna, lebih tepatnya di hutan pinus Malino yang udah cukup terkenal buat para traveller. Kami menghabiskan waktu cukup lama di hutan ini, makan bareng, tiduran, foto, sambil jalan-jalan sejenak untuk mengeksplorasi wilayah ini.
Akhirnya memutuskan untuk ke air terjun Lembanna, yang katanya sederhana tapi mewah hehe... Kebetulan Adeks sedikit tahu jalannya, jadi dia yang bertugas jadi porter. Kami berjalan kurang lebih dua kilometer dari hutan pinus untuk mencapai air terjun ini. Lumayan dekat, tapi cukup melelahkan karena jalurnya sedikit terjal, terutama buat Wian si cowok rumahan yang baru pertama kali ikutan jalan ala backpaker kayak gini. Ditambah hujan, jalannya jadi sedikit licin. Tapi lelah-lelahnya berganti puas, setelah melihat pemandangan air terjun yang indah dari bukit terjal ini.
Aerial View Air Terjun Lembanna
Cuacanya cukup dingin, yang memang jadi identitas wilayah Malino selama ini, dan juga karena sejak tadi rintik-rintik. Suasana di air terjun sepi, kami jadi punya banyak ruang dan waktu untuk bereksplorasi. Kebetulan bawa baju ganti, yah jadinya gak nunggu lama-lama buat nyebur dan merasakan sensasi dingin dan pijatan alami dari air terjun ini. Kolamnya tidak terlalu dalam, cuma semeter lebih, dengan bebatuan tajam dan licin, dan juga dasar kolam yang bisa terlihat. Susunan batu tebing penyusun air terjun yang cukup rapih, ada juga beberapa aliran air yang mengalir ke dalam bebatuan ini, kemudian menyembur dengan keras di bagian bawah, jadi serasa mandi pake water cannon, deras tapi asik cuy!
Air Terjun Lembanna
Jarak yang sangat jauh dari Makassar ke Malino, sudah cukup melelahkan, tapi dengan mandi sejenak di air terjun jadinya segar kembali. Kami berjalan pulang ke parkiran motor sambil menikmati pemandangan Lembanna yang spektakuler dan serba hijau oleh kebun warga. Malino dijuluki kota bunga, karena di sini memang banyak spesies bunga yang indah.
Comments