Sarabba dan Nuansa Malam. Tak rumit bagiku mengenangmu sebab pesonamu yang sejak dahulu mampu buatku rapuh dan runtuh meraihnya dalam keterbatasanku
Hangat sapamu dengan segelas harapan untuk bersamamu mengingatkanku tentang indahnya membayangkan senyummu saat sendiriku. Jadilah ia teman sepi cukup menghangatkanku kala angin malam berhembus menusuk dan menyeru kepadaku seiring waktu berlalu.
Malam belum juga terlarut kalau aku harus pulang sekarang Soalnya, banyak harapan dan ketamakan siap menerjang di jalan-jalan kota seberang Bahkan pagarku menatap heran sahutnya perlahan "hey tamvan! Belum jugakah kau lari dari kenyataan?" Kenyataan bahwa kau tidak sendirian mungkin ada dia yang tidak kelihatan tapi selalu ada berimu ketenangan.
Dengan semua keanehan yang sepertinya tak cukup membuatmu gregetan kini bakalan tersimpan dalam angan Makanya tadi kukatakan jika kupulang sekarang, adalah murni suatu kerugian Biarlah sejenak kudendangkan ditemani segelas sarabba, pelepas kegalauan
Nuansa Malam
Sebab, Tuhan merangkum indahnya hidupku pada satu luapan perasaan pada satu jiwa yang kuperjuangkan dan sulit kulepaskan
Comments